Minggu, 03 Juni 2018

ROKOK KEUNTUNGAN NEGARA ATAU BEBAN NEGARA



ROKOK KEUNTUNGAN NEGARA ATAU BEBAN NEGARA ?
Tembakau adalah satu-satunya penyebab kematian yang dapat dicegah. Tapi longgarnya regulasi pengendalian tembakau di Indonesia membuat jumlah perokok terus meroket. Konsumsi rokok yang meningkat makin memperberat beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Penyakit terkait rokok menyebabkan defisit keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Rumah Tangga Perokok cenderung memiliki pengeluaran rokok "Daripada ga merokok lebih baik ga makan" Pengetahuan bahwa merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit dan mengancam kesehatan masyarakat sudah menjadi pengetahuan umum yang difahami oleh orang banyak. Merokok dapat membahayakan perokok dan orang-orang di sekitarnya dengan meningkatkan resiko terkena penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan dan berbagai penyakit lainnya. 
Riset menunjukkan kerugian makro ekonomi akibat konsumsi rokok di Indonesia pada 2015 mencapai hampir Rp 600 triliun atau empat kali lipat lebih dari jumlah cukai rokok pada tahun yang sama. Kerugian ini meningkat 63% dibanding kerugian dua tahun sebelumnya.
Kerugian makro ekonomi akibat konsumsi rokok 2015
(Dalam Rp triliun)
Total kehilangan tahun produktif
(morbiditas, disabilitas dan kematian dini)                             374.0606                                                        
Belanja kesehatan total (rawat inap)                                       13.67

Belanja kesehatan total (rawat jalan)                                      0.05

Belanja rokok                                                                          208.83

Total kerugian makro ekonomi 2015                                  596.61


Salah satu penyebabnya adalah Industri rokok selalu menghidupkan perdebatan antara kesehatan masyarakat vs pendapatan Negara dan petani tembakau setiap kali ada usulan peraturan baru dalam masalah pandemi rokok. Salah satu contoh perdebatan itu adalah kekhawatiran akan hancurnya industri tembakau jika Negara meratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control). Perdebatan serupa juga muncul saat pemerintah akan menerapkan kebijakan peringatan bergambar pada 24 Juni 2014 yang oleh industri rokok disebut akan mematikan produsen rokok kecil.
Menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat yang telah lama tergantung merokok  bukanlah sesuatu yang mudah. Tetapi hal tersebut bisa diupayakan dengan tindakan yang tepat, seperti penyebaran informasi tentang dampak negatif rokok serta pengubahan image ”merokok itu keren” dikalangan remaja melalui berbagai media yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih bagi masyarakat sehingga munculnya kesadaran bagi masyarakat, saat ini pun pemerintah sudah banyak turun tangan dalam menindak lanjuti kasus merokok dimulai dari pembuatan Perda larangan merokok serta himbauan untuk tidak merokok didepan publik.
Namun demikian,selain rendahnya kesadaran masyarakat akan banyaknya dampak negatif merokok baik dari segi kesehatan maupun perekonomian rumah tangga  salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam menanggulangi masalah rokok adalah besarnya kontribusi yang diperoleh dari industri rokok pada pendapatan nasional. Belum lagi angkatan kerja yang terserap pada bisnis rokok beserta industri terkait lainnya.

BY: Divisi LITBANG ISMKMI DIY

Sumber :
ttps://theconversation.com/riset-terbaru-kerugian-ekonomi-di-balik-konsumsi-rokok-di-indonesia-hampir-rp600-triliun-89089
https://www.kompasiana.com/deniwkk/rokok-dan-beban-ekonomi-masyarakat_54f36446745513792b6c7384

Tidak ada komentar:

Posting Komentar